kilma – Kebijakan luar negeri yang diusung oleh calon terpilih Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan seiring dengan potensi dampaknya terhadap perekonomian global. Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal, menyatakan bahwa pendekatan Trump yang berbeda dalam menjalin hubungan internasional memiliki implikasi luas yang perlu dicermati.
Mohammad Faisal menjelaskan, selama masa kepresidenan, Trump menerapkan kebijakan luar negeri yang cenderung unilateral dan proteksionis. Salah satu contohnya adalah kebijakan “America First” yang memprioritaskan kepentingan nasional AS di atas kepentingan global . Hal ini menciptakan ketegangan dengan banyak negara, terutama dalam hal perdagangan, keamanan, dan perubahan iklim.
“Pendekatan Trump yang agresif dalam negosiasi perdagangan, termasuk penarikan dari perjanjian internasional yang telah disepakati, menimbulkan ketidakpastian dan dapat mengganggu stabilitas ekonomi global,” ujar Faisal dalam sebuah diskusi virtual yang diadakan di Jakarta.
Faisal menambahkan bahwa ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan luar negeri Trump dapat memicu reaksi berantai yang merugikan perekonomian dunia. Investor cenderung menjadi lebih hati-hati dalam membuat keputusan, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
Dalam konteks ini, beberapa isu utama yang perlu diperhatikan mencakup:
- Perdagangan Internasional: Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump terhadap barang-barang dari negara lain menyebabkan retaliatory tariffs yang mengganggu rantai pasokan global.
- Hubungan Geopolitik: Ketegangan yang meningkat antara AS dan negara-negara seperti China dan Rusia berpotensi menciptakan ketidakpastian yang lebih besar di pasar internasional.
- Investasi Asing: Ketidakpastian dalam kebijakan luar negeri dapat mengurangi minat investor asing untuk menanamkan modal, sehingga menghambat perkembangan ekonomi di negara berkembang.
Dengan pemilihan presiden yang akan datang di AS dan kemungkinan kembalinya Trump sebagai calon presiden, Faisal menekankan pentingnya untuk memantau perkembangan ini. “Kita perlu berdoa agar kebijakan luar negeri yang lebih stabil dapat diterapkan, terlepas dari siapa yang akan menjadi presiden jepang slot. Ini penting untuk menjaga keseimbangan ekonomi global,” pungkasnya.
Sebagai penutup, Faisal mengingatkan bahwa hubungan internasional yang konstruktif dan saling menguntungkan menjadi kunci untuk menciptakan stabilitas ekonomi yang diperlukan di tengah tantangan yang dihadapi dunia saat ini. Kebijakan luar negeri yang inklusif dan kooperatif diharapkan dapat membantu mengurangi ketidakpastian dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.